Konsep Teknologi Pembelajaran
Latar Belakang Sejarah dan Teknologi Pembelajaran
Teknologi
Pembelajaran tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi
audio visual. Teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi
peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana
untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar dengan
alat bantu audio-visual. Teknologi Pembelajaran merupakan gabungan dari
tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan,
psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan.
Adalah Edgar Dale dan
James Finn merupakan dua tokoh yang berjasa dalam pengembangan Teknologi
Pembelajaran modern. Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman
(Cone of Experience) sebagaimana tampak dalam gambar 1 berikut ini :
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale
Dari gambar tersebut
dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat
langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang
merentang dari yang bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya
memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan bahan
pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran
Pemikiran Edgar Dale
tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) ini merupakan upaya awal
untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori
belajar dengan komunikasi audiovisual. Kerucut Pengalaman Dale telah
menyatukan teori pendidikan John Dewey (salah satu tokoh aliran
progresivisme) dengan gagasan – gagasan dalam bidang psikologi yang
tengah populer pada masa itu.
Sedangkan, James Finn
seorang mahasiswa tingkat doktoral dari Edgar Dale berjasa dalam
mengusulkan bidang komunikasi audio-visual menjadi Teknologi
Pembelajaran yang kemudian berkembang hingga saat ini menjadi suatu
profesi tersendiri, dengan didukung oleh penelitian, teori dan teknik
tersendiri. Gagasan Finn mengenai terintegrasinya sistem dan proses
mampu mencakup dan memperluas gagasan Edgar Dale tentang keterkaitan
antara bahan dengan proses pembelajaran..
Definisi Teknologi Pembelajaran
Rumusan tentang
pengertian Teknologi Pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan,
sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu
sendiri. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi tentang Teknologi
Pembelajaran yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan Teknologi
Pembelajaran.
Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963
“ Komunikasi
audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang
terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna
mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari
kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar; (b)
penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam
lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan,
manajemen dan pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem
pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan
medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi
pembelajar secara maksimal.”
Meski masih menggunakan
istilah komunikasi audio-visual, definisi di atas telah menghasilkan
kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi Pembelajaran berikutnya serta
dapat mendorong terjadinya peningkatan pembelajaran.
Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970
“Dalam pengertian yang
lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media yang lahir
sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang
membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer
dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya.”
“Teknologi Pembelajaran
merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta
didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada
manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan manusia agar
belajar dapat berlangsung efektif.”
Dengan mencantumkan
istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha mengakomodir
pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi
Behaviorisme) dalam teknologi pembelajaran. Begitu juga, rumusan
tersebut memandang pentingnya penelitian tentang metode dan teknik yang
digunakan untuk mencapai tujuan khusus.
Definisi Silber 1970
“Teknologi Pembelajaran
adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi,
dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan,
orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha
pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan
untuk memecahkan masalah belajar”.
Definisi yang
dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan istilah
pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan pengembangan
lebih diartikan pada pengembangan potensi manusia. Dalam definisi
Silber, penggunaan istilah pengembangan memuat dua pengertian, disamping
berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga diartikan pula
sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang
mencakup : perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi
untuk pembelajaran.
Definisi MacKenzie dan Eraut 1971
“Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai”
Definisi sebelumnya
meliputi istilah, “mesin”, instrumen” atau “media”, sedangkan dalam
definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan perangkat lunak
maupun perangkat keras, tetapi lebih berorientasi pada proses.
Definisi AECT 1972
Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut :
“Teknologi Pendidikan
adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar
pada manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi,
pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber
belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut”.
Definisi ini didasari
semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai suatu bidang
studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan
merupakan suatu profesi.
Definisi AECT 1977
“Teknologi pendidikan
adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur,
gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang,
melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek
belajar pada manusia.
Definisi tahun 1977,
AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan profesi.
Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi
pendidikan sebagai suatu teori.
Definisi AECT 1994
“ Teknologi
Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk
belajar.”
Meski dirumuskan dalam
kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya mengandung makna
yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi
pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu
didukung oleh landasan teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini juga
berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari
teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha menekankan
pentingnya proses dan produk.
Jika kita amati isi
kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas, tampaknya
dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses
“metamorfosa” menuju penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai
alat ke sistem yang lebih luas, dari hanya berorientasi pada praktek
menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju ke proses dan produk,
dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi
pembelajaran telah menjadi sebuah bidang dan profesi.
Sejalan dengan
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian
pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka
tidak mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus
berkembang dan memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi
yang dapat lebih jauh memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas dan
efisiensi pembelajaran.
Kendati demikian, harus
diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi teknologi pembelajaran di
Indonesia hingga saat ini masih boleh dikatakan belum optimal, baik
dalam hal design, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun
evaluasinya. Kiranya masih dibutuhkan usaha perjuangan yang
sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait dengan teknologi
pembelajaran, baik dari kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi.
Slot Game Provider At Ballys Casino - JT Hub
BalasHapus› › Video Games › 계룡 출장안마 › Video Games View Slot Game Provider At Ballys Casino's 2021 Casino Promotions. Log in or create an account 김제 출장샵 · Join Now · Log In. Login or 안산 출장안마 Sign Up 양산 출장안마 · 영주 출장안마 More