Kawasan Penilaian
Penilaian merupakan
proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar, mencakup :
(1) analisis masalah; (2) pengukuran acuan patokan; (3) penilaian
formatif; dan (4) penilaian sumatif .
Dalam kawasan penilaian
dibedakan pengertian antara penilaian program, proyek , produk.
Penilaian program – evaluasi yang menaksir kegiatan pendidikan yang
memberikan pelayanan secara berkesinambungan dan sering terlibat dalam
penyusunan kurikulum. Sebagai contoh misalnya penilaian untuk program
membaca dalam suatu wilayah persekolahan, program pendidikan khusus dari
pemerintah daerah, atau suatu program pendidikan berkelanjutan dari
suatu universitas.
Penilaian proyek –
evaluasi untuk menaksir kegiatan yang dibiayai secara khusus guna
melakukan suatu tugas tertentu dalam suatu kurun waktu. Contoh, suatu
lokakarya 3 hari mengenai tujuan perilaku. Kunci perbedaan antara
program dan proyek ialah bahwa program diharapkan berlangsung dalam yang
tidak terbatas, sedangkan proyek biasanya diharapkan berjangka pendek.
Proyek yang dilembagakan dalam kenyataannya menjadi program.
Penilaian bahan (produk
pembelajaran) – evaluasi yang menaksir kebaikan atau manfaat isi yang
menyangkut benda-benda fisik, termasuk buku, pedoman kurikulum, film,
pita rekaman, dan produk pembelajaran lainnya.
Analisis Masalah.
Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah
dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan
keputusan. Telah lama para evaluator yang piawai berargumentasi bahwa
penilaian yang seksama mulai saat program tersebut dirumuskan dan
direncanakan. Bagaimanapun baiknya anjuran orang, program yang diarahkan
pada tujuan yang tidak/kurang dapat diterima akan dinilai gagal
memenuhi kebutuhan.
Jadi, kegiatan
penilaian ini meliputi identifikasi kebutuhan, penentuan sejauh mana
masalahnya dapat diklasifikasikan sebagai pembelajaran, identifikasi
hambatan, sumber dan karakteristik pembelajar, serta penentuan tujuan
dan prioritas (Seels and Glasgow, 1990). Kebutuhan telah dirumuskan
sebagai “jurang antara “apa yang ada”dan “apa yang seharusnya ada” dalam
pengertian hasil (Kaufman,1972). Analisis kebutuhan diadakan untuk
kepentingan perencanaan program yang lebih memadai.
Pengukuran Acuan
Patokan; pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk
menentukan kemampuan pembelajaran menguasai materi yang telah ditentukan
sebelumnya. Penilaian acuan patokan memberikan informasi tentang
penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap, atau keterampilan yang
berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Keberhasilan dalam tes acuan
patokan berarti dapat melaksanakan ketentuan tertentu, biasanya
ditentukan dan mereka yang dapat mencapai atau melampaui skor minimal
tersebut dinyatakan lulus.Pengukuran acuan patokan memberitahukan pada
para siswa seberapa jauh mereka dapat mencapai standar yang ditentukan.
Penilaian Formatif dan
Sumatif; berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan
penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Dengan
penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang
kecukupan untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan. Penilaian
formatif dilaksanakan pada waktu pengembangan atau perbaikan program
atau produk (atau orang dsb). Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan
staf dalam lembaga program dan biasanya tetap bersifat intern; akan
tetapi penilaian ini dapat dilaksanakan oleh evaluator dalam atau luar
atau (lebih baik lagi) kombinasi. Perbedaan antara formatif dan sumatif
telah dirangkum dengan baik dalam sebuah kiasan dari Bob Stake “ Apabila
juru masak mencicipi sup, hal tersebut formatif, apabila para tamu
mencicipi sup tersebut, hal tersebut sumatif. Penilaian sumatif
dilaksanakan setelah selesai dan bagi kepentingan pihak luar atau para
pengambil keputusan, sebagai contoh : lembaga penyandang dana, atau
calon pengguna, walaupun hal tersebut dapat dilaksanakan baik oleh
evaluator dalam atau dalam untuk gabungan. Untuk alasan kredibiltas,
lebih baik evaluator luar dilibatkan daripada sekedar merupakan
penilaian formatif. Hendaknya jangan dikacaukan dengan penilaian hasil
(outcome) yang sekedar menilai hasil, biukannya prose — hal tersebut
dapat berupa baik formatif maupun sumatif. Metoda yang digunakan dalam
penilaian formatif berbeda dengan penilaian sumatif. Penilaian formatif
mengandalkan pada kajian teknis dan tutorial, uji coba dalam kelompok
kecil atau kelompok besar. Metoda pengumpulan data sering bersifat
informal, seperti observasi, wawancara, dan tes ringkas. Sebaliknya,
penilaian sumatif memerlukan prosedur dan metoda pengumpulan data yang
lebih formal. Penilaian sumatif sering menggunakan studi kelompok
komparatif dalam desain kuasi eksperimental.
Posting Komentar